Pikiran manusia akan menyebabkan banyak pertanyaan,
karena hakikatnya, tidak semua pertanyaan dapat kita jawab. Tak mudah untuk
memahami dan mengerti pikiran manusia, kita tak bisa mengerti, tanpa salah
tafsir. Setiap hasil pikiran itu berawal dari prinsip, prinsip itu adalah kategori, dan kategori itu merupakan intuisi.
Ada dua prinsip yang sering digunakan yaitu identitas dan kontradiksi. Kebenaran dalam waktu yang sama dijamin oleh
pengalaman, Imanuel Kant menyatakan bahwa di bagian atas terdapat pikiran
rasionalisme dan di bawah adalah pengalaman empirisme. Dengan prinsip ini,
pikiran tidak bisa dipisahkan dari pengalaman.
Aliran
rasionalisme dan aliran empirisme merupakan dua aliran yang sangat bertolak
belakang. Aliran rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang abadi
dan dapat dipercaya adalah akal. Sedangkan pengalaman hanya dapat dipakai untuk
mengukuhkan kebenaran pengetahuan yang telah diperoleh melalui akal.
Metode yang diterapkan
adalah metode deduktif yang sering digunakan pada ilmu pasti. Segenap ilmu
pengetahuan haruslah didasarkan atas kapastian-kepastian yang tidak dapat
diragukan lagi kebenarannya. Metode seperti ini juga disebut sebagai metode
apriori yang secara harafiah berarti berdasarkan hal-hal yang adanya
mendahului. Sehingga pengetahuan yang dihasilkan aliran rasionalisme
tercermin dalam putusan yang bersifat analitik-Apriori. Putusan ini bersifat
pasti, berlaku umum, analitik yang menyatakan bahwa subjek sama dengan
predikat, sehingga menjadi identitas. Pengambilan keputusan analitik
berdasarkan analisi koherensi. Sedangkan aliran Empirisme berdasarkan atas
metode aposteriori atau hal-hal yang datang atau adanya kemudian.
Menurut aliran ini sumber pengetahuan yang memadai adalah pengalaman. Sedangkan
akal manusia hanya berfungsi untuk mengatur dan mengolah bahan-bahan yang
diperoleh melalui pengalaman. Sehingga pengetahuan yang dihasilkan
aliran empirisme tercermin dalam putusan Sintetik-Aposteriori , yang bersifat
tidak tetap, subjek tak sama dengan predikat, sehingga menjadi kontradiksi. Pengambilan
keputusan sintetik berdasarkan pengalaman atau intuisi.
Untuk
menjembatani pandangan-pandangan yang saling bertentangan antara rasionalisme
dan empirisisme seperti yang telah disebutkan diatas, Imanuel Kant hadir dengan
membawa pemikiran kritisnya. Aliran Kritisisme adalah sebuah teori
pengetahuanyang berusaha untuk mempersatukan filsafat rasionalisme dan empirisisme
dalam suatu hubungan yang seimbang dan
tidak terpisahkan. Kant mengemukakan bahwa pengetahuan itu seharusnya
sintesis apriori, yaitu pengetahuan yang bersumber dari rasio dan empiris yang
sekaligus bersifat a priori dan a posteriori. Akal dan pengalaman dibutuhkan
secara bersamaan. Kant juga menyatakan bahwa pengetahuan selalu bersifat
sintetis. Dengan filsafat kritisnya ia menjelaskan bahwa ada keadaan yang
saling mempengaruhi antara subjek pengetahuan dan objek pengetahuan.
Dalam
matematika, rasionalisme tercermin dalam Pure
Mathematic yang mencerminkan pengetahuan analitik. Dikatakan analitik
karena memandang pengetahuan sebagai definisi-definisi yang telah disepakati
dalam perjanjian. Misalnya 2+3 = 5, bilangan 2, 3 dan 5 serta tanda = dan + merupakan
definisi-definisi abstrak yang sebelumnya kita tidak mengetahuinya, tetapi
telah di pelajari sebelumnya. Tetapi, ketika kita tinjau ulang 2+3 bisa
menghasilkan 5 jika meniadakan dimensi ruang dan waktu. Contohnya 2 + 3 bisa
menghasilkan bukan 5 bila dipandang dalam hal yang lain, misalnya 2 gelas air
ditambah 3 gelas air, bila digabungkan dalam 1 tempat air yang besar akan
menghasilkan 1. Sehingga sesungguhnya 2+3 itu menghasil sesuatu yang relative,
namun kita dapat mengatakan hasilnya 5 jika meniadakan aspek dimensi ruang dan
waktu.
Kant
menyatakan bahwa 'matematika akan menjadi ilmu jika dia dibangun di atas
intuisi ruang dan waktu', artinya matematika tidak bisa dikatan ilmu jika tidak
dibangun di atas intuisi, 'matematika akan menjadi ilmu jika dia bersifat
sintetik a priori', dalam sintetik apriori kita menggunakan akal budi dan
pengalaman indrawi secara serentak, sehingga sintetik apriori kant ini
merupakan penengah dari analitik apriori aliran rasionalisme dan sintetik
apotreori aliran empirisme. Sedangkan logika murni, belum bisa dikatakan ilmu
karena ia hanya bersifat analitik, bukan sintetik, sehingga hanya bisa disebut
sebagai apriori saja. Dengan demikian logika murni tidak bisa memberikan
informasi,kecuali mengenai konsistensi dirinya sendiri.
Refleksi Mata Kuliah Filsafat 26
November 2012
Rahmatya Nurmeidina
12709251038 PM-A 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar