Mata air di
puncak gunung tertinggi,mengalir turun ke bawah membentuk sungai-sungai.
Sungai-sungai tersebut diumpamakan sebagai filsafat. Sungai-sungai yang
mengalir ini diumpamakan sebagai aliran filsafat. Aliran sungai-sungai ini
bermuara ke samudera, sehingga samudera ini merupakan kumpulan aliran-aliran
sungai. sehingga, samudera ini diumpamakan sebagai pendidikan, sehingga
pendidikan dipengaruhi oleh aliran-aliran filsafat yang ada. Sedangkan, ilmu
pengetahuan seperti cabang biologi, sosiologi, matematika diumpamakan sebagai
pantai yang landai.
Aliran-aliran
filsafat yang paling tua adalah aliran filsafat pada zaman yunani kuno yang
dimulai pada abad ke-6 sebelum masehi. Filsuf zaman yunani kuno inlah yang
pertama kali mengubah logos menjadi mitos. Mereka mengamati dan memperhatikan
gejala alam untuk menemukan sesuatu asas mula (arche) yang merupakan unsur awal
terjadinya segala gejala. Thales
menyimpulkan air merupakan asas mula dari segala sesuatu, karena air
meresapi seluruh benda-benda di jagad raya ini. Sedangkan, Anaximender
menyatakan bahwa asas mula bahwa asal mula dari segala sesuatu adalah apeiron
yaitu sesuatu yang tidak terbatas. Kemudian, Anaximenes mengatakan bahwa asas
segala sesuatu itu adalah udara, karena udara adalah unsur vital kehidupan.
Pythagoras mengatakan bahwa asas segala sesuatu dapat diterangkan atas dasar
bilangan-bilangan. Kemudian Herakleitos dan Permeneides yang membahah apakah
realitas itu berubah, atau tetap. Herakleitos mengungkapkan ‘pantha rhei khai ude menei’ semuanya
mengalir dan tidak ada sesutu pun yang tinggal menetap. Sedangkan Parmenides
berpandangan sebaliknya, ia menegaskan bahwa realitas itu tetap. Filsuf yang
lain, yang sangat berpengaruh adalah Demokritus yang menyatakan bahwa realitas
terdiri dari banyak unsur yang disebutnya dengan atom ( atomos, a= tidak, dan
tomos = terbagi. Pandangan Demokritus ini merupakan cikal-bakal perkembangan
ilmu fisika, kimia dan biologi. Kemudian Socrates yang lansung menerapkan metode filsafat dalam
kehidupan sehari-hari. Metode filsafatnya disebut dialektika yang artinya
bercakap-cakap, karena dialog atau wawancara dan pertanyaan-pertanyaannya
mempunyai peranan untuk membidani pengetahuan yang terdapat dalam jiwa orang
lain. Plato adalah murid Socrates yang meneruskan tradisi dialog dalam
berfilsafat. Plato dikenal sebagai filosof dualism, artinya ia meyakini adanya
dua kenyataan yang terpisah dan berdiri sendiri, yaitu dunia ide(tetap dan
abadi) dan dunia bayangan (dunia yang berubah yamg mencakup benda jasmani).
Selanjutnya Plato memiliki murid yang bernama Aristoteles yang mengatakan bahwa
tugas utama ilmu pengetahuan ialah mencari penyebab-penyebab objek yang
diselidiki. Ajaran metafisika Aristoteoles menyelidiki tentang hakikat ada, ia
membedakan ada yang primer dan ada yang sekunder. Sama dengan Plato, ia juga mengemukakan tentang adanya dua
pengetahuan, yaitu pengetahuan indrawi dan pengetahuan akali. Jalan untuk
samapai kepada ilmu pengetahuan melalui abstraksi. Sumbangan aristoteles dalam
pengetahuan adalah pemikirannya tentang sillogisme yaitu suatu cara untuk
menarik kesimpulan dari premis-premis sebelumnya.
Setelah
zaman yunani kuno dilanjutkan dengan Zaman pertengahan yang juga disebut
sebagai zaman keemasan bagi kekristenan. Agustinus mendapat pengaruh dari
Plato. Filsafat Agustinus merupakan filsafat mengenai keadaan ikut ambil
bagian, suatu bentuk Platonisme yang sangat khas. Menurut Agustinus berpikir
dan mengasihi berhubungan secara selaras. Tuhan adalah ada sebagai ada , yang
bersifat pribadi dan menciptakan seluruh jagad raya secara bebas. Sedangkan
Thomas Aquinas mendapat pengaruh dari Aristoteles. Tapi tidak semata-mata
merupakan pengulangan dari filsafat Aristoteles, tapi ia juga membuang hal-hal
yang tidak pas dengan ajaran kristiani dan menambahkan hal yang baru, sehinngga
filsafatnya melahirkan suatu aliran yang bercorak Thomisme.
Selanjutnya,
adalah aliran yang berkembang pada zaman Renaissans. Zaman Renaissans terkenal
dengan era kelahiran kembali kebebasan manusia dalam berpikir. Pemikirnya
adalah Nicolaus Cope darnicus yang mengemukakan teori Heliosentris, dimana
matahari adalah pusat jagad raya. Kemudian, Francis Bacon yang terkenal dengan
ungkapannya pengetahuan adalah kekuasaan, ia merupakan perintisfilsafat ilmu
pengetahuan.
Berikutnya,
adalah aliran yang berkembang pada zaman modern, wacana filsafat yang menjadi topik
utama adalah persoalan epistomologi, yaitu bagaimana manusia memperoleh
pengetahuan dan pakah sarana yang digunakan untuk mencapai pengetahuan tersebut.
Jika dari zaman yunani kuno samapai zaman Renaissans, aliran dalam filsafat
mengikuti nama pencetusnya/tokohnya, sehingga tidak memiliki nama khusus. Pada
zaman modern ini, aliran filsafat sangat berkembang sehingga memiliki istilah
khusus, seperti aliran Rasionalisme, Empiririsme, Kritisisme, Idealisme,
Positivisme dan Marxisme.
Yang pertama
adalah Rasionalisme. Aliran ini berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang abadi
dan dapat dipercaya adalah akal. Sedangkan pengalaman hanya dapat dipakai untuk
mengukuhkan kebenaran pengetahuan yang telah diperoleh melalui akal. Metode
yang diterapkan adalah metode deduktif yang sering digunakan pada ilmu pasti.
Tokoh aliran ini adlah Rene Descartes, Spinoza dan Le Ibniz. Rene Dercastes memulai
metodenya dengan meragu-ragukan segala macam pernyataan kecuali kegiatan
meragukan itu sendiri. Segenap ilmu pengetahuan haruslah didasarkan atas
kapastian-kepastian yang tidak dapat diragukan lagi kebenarannya. Metode
seperti ini juga disebut sebagai metode apriori yang secara harafiah berarti
berdasarkan hal-hal yang adanya mendahului.
Aliran
selanjutnya adalah aliran Empirisme yang bertolak belakang dengan aliran
Rasionalisme, aliran ini berdasarkan atas
metode aposteriori atau hal-hal yang datang atau adanya kemudian.
Menurut aliran ini sumber pengetahuan yang memadai adalah pengalaman. Sedangkan
akal mnausia hanya berfungsi untuk mengatur dan mengolah bahan-bahan yang
diperoleh melalui pengalaman. Aliran ini pertama kali dibawa oleh Francis Bacon
yang memperkenalkan metode eksperimen dalam penyelidikan atau penelitian.
Filosof yang lainnya adalah Thomas Hobbes yang meyakini bahwa pengenalan atau
pengetahuan itu diperoleh dari pengalaman. Sedangkan John Locke lebih terdorong
untuk mengemukakan asal mula gagasan manusia,kemudian menentukan fakta-fakta,
menguji kepastian dan memeriksa batas-batas pengetahuan manusia. Selanjutnya
David Hume juga menegaskan bahwa sumber satu-satunya untuk memperoleh
pengetahuan adalah pengalaman, dengan sumber pengamatan, melaui pengamatan ini
manusia memperoleh dua hal yaitu kesan-lah kesan dan pengertian-pengertian.
Aliran
berikutnya adalah Kritisisme, Immanuel Kant berusaha untuk menjembatani
pandangan-pandangan yang saling bertentangan, antara rasionalisme dan
empirisisme. Aliran Kritisisme adalah sebuah teori pengetahuanyang berusaha
untuk mempersatukan filsafat rasionalisme dan empirisisme dalam suatu hubungan
yang seimbang dan tidak terpisahkan.
Kant mengemukakan bahwa pengetahuan itu seharusnya sintesis apriori, yaitu
pengetahuan yang bersumber dari rasio dan empiri yang sekaligus bersifat a
priori dan a posteriori. Akal dan pengalaman dibutuhkan secara bersamaan. Kant
juga menyatakan bahwa pengetahuan selalu bersifat sintetis. Dengan filsafat
kritisnya ia menjelaskan bahwa ada keadaan yang saling mempengaruhi antara
subjek pengetahuan dan objek pengetahuan.
Aliran
selanjutnya adalah aliran idealisme. Para pengikut aliran ini umumnya
filsafatnya bersumber dari filsafat kritisme Kant. Tokohnya adalah Hegel, bagi
Hegel pikiran adalah essensi dari alam dan alam adalah keseluruhan jiwa yang
diobyektifkan. Oleh karena itu menurut Hegel, hukum-hukum pikiran merupakan
hukum-hukum realitas. Keyakinan terhadap arti dan pemikiran dalam struktur
dunia merupakan intuisi dasar yang menjadi asas idealisme.
Aliran
berikutnya adalah Positivisme, tokohnya adalah Auguste Compte. Bagi Compte
pengamatan tidak mungkin dilakukan tanpa melakukan penafsiran atas dsar sebuah
teori dan pengamatan juga tidak mungkin dilakukan secara terisolasi, dalam arti
harus dikaitkan dengan suatu teori. Filsafat ini juga merupakan hal penting
dalam pencipta ilmu sosiologi.
Aliran
selanjutnya adalah aliran Marxisme, tokohnya adalah Karl Marx. Filsafat ini
merupakan perpaduan antara metode dialektika Hegel dan filsafat materialisme
Feurbech. Pemikiran Marx menghubungkan ekonomi dengan filsafat. Filsafat modern juga mengantarkan lahirnya
revolusi industri di abad ke 18 dan Negara-negara kebangsaan, serta ideologi-ideologi dunia
seperti liberalism/ kapitalisme dan Socialisme/Komunisme.
Aliran yang
terakhir adalah aliran Kontemporer yang berkembang pada abad ke 20 ini.
Filsafat yang banyak dikemukakan adalah pemikiran tentang bahasa.
Perkembangannya juga ditandai denagan banyaknya muncul aliran-aliran baru atau
aliran-aliran yang merupakan kelanjutan aliran yang telah berkembang pada zaman
modern, seperti neo-thomisme, neo-marxisme dan sebagainya.
Demikian,
sebagian aliran-aliran filsafat yang berkembang sampai saat ini.
Pemikiran-pemikiran para filsuf dalam berbagai alirannya ini, sedikit banyaknya
telah mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan saat ini, termasuk teori-teori
dalam pendidikan.