Senin, 01 Oktober 2012

Aliran-aliran Filsafat dari Masa ke masa


Mata air di puncak gunung tertinggi,mengalir turun ke bawah membentuk sungai-sungai. Sungai-sungai tersebut diumpamakan sebagai filsafat. Sungai-sungai yang mengalir ini diumpamakan sebagai aliran filsafat. Aliran sungai-sungai ini bermuara ke samudera, sehingga samudera ini merupakan kumpulan aliran-aliran sungai. sehingga, samudera ini diumpamakan sebagai pendidikan, sehingga pendidikan dipengaruhi oleh aliran-aliran filsafat yang ada. Sedangkan, ilmu pengetahuan seperti cabang biologi, sosiologi, matematika diumpamakan sebagai pantai yang landai.
            Aliran-aliran filsafat yang paling tua adalah aliran filsafat pada zaman yunani kuno yang dimulai pada abad ke-6 sebelum masehi. Filsuf zaman yunani kuno inlah yang pertama kali mengubah logos menjadi mitos. Mereka mengamati dan memperhatikan gejala alam untuk menemukan sesuatu asas mula (arche) yang merupakan unsur awal terjadinya segala gejala. Thales  menyimpulkan air merupakan asas mula dari segala sesuatu, karena air meresapi seluruh benda-benda di jagad raya ini. Sedangkan, Anaximender menyatakan bahwa asas mula bahwa asal mula dari segala sesuatu adalah apeiron yaitu sesuatu yang tidak terbatas. Kemudian, Anaximenes mengatakan bahwa asas segala sesuatu itu adalah udara, karena udara adalah unsur vital kehidupan. Pythagoras mengatakan bahwa asas segala sesuatu dapat diterangkan atas dasar bilangan-bilangan. Kemudian Herakleitos dan Permeneides yang membahah apakah realitas itu berubah, atau tetap. Herakleitos mengungkapkan ‘pantha rhei khai ude menei’ semuanya mengalir dan tidak ada sesutu pun yang tinggal menetap. Sedangkan Parmenides berpandangan sebaliknya, ia menegaskan bahwa realitas itu tetap. Filsuf yang lain, yang sangat berpengaruh adalah Demokritus yang menyatakan bahwa realitas terdiri dari banyak unsur yang disebutnya dengan atom ( atomos, a= tidak, dan tomos = terbagi. Pandangan Demokritus ini merupakan cikal-bakal perkembangan ilmu fisika, kimia dan biologi. Kemudian Socrates  yang lansung menerapkan metode filsafat dalam kehidupan sehari-hari. Metode filsafatnya disebut dialektika yang artinya bercakap-cakap, karena dialog atau wawancara dan pertanyaan-pertanyaannya mempunyai peranan untuk membidani pengetahuan yang terdapat dalam jiwa orang lain. Plato adalah murid Socrates yang meneruskan tradisi dialog dalam berfilsafat. Plato dikenal sebagai filosof dualism, artinya ia meyakini adanya dua kenyataan yang terpisah dan berdiri sendiri, yaitu dunia ide(tetap dan abadi) dan dunia bayangan (dunia yang berubah yamg mencakup benda jasmani). Selanjutnya Plato memiliki murid yang bernama Aristoteles yang mengatakan bahwa tugas utama ilmu pengetahuan ialah mencari penyebab-penyebab objek yang diselidiki. Ajaran metafisika Aristoteoles menyelidiki tentang hakikat ada, ia membedakan ada yang primer dan ada yang sekunder. Sama dengan Plato, ia  juga mengemukakan tentang adanya dua pengetahuan, yaitu pengetahuan indrawi dan pengetahuan akali. Jalan untuk samapai kepada ilmu pengetahuan melalui abstraksi. Sumbangan aristoteles dalam pengetahuan adalah pemikirannya tentang sillogisme yaitu suatu cara untuk menarik kesimpulan dari premis-premis sebelumnya.
            Setelah zaman yunani kuno dilanjutkan dengan Zaman pertengahan yang juga disebut sebagai zaman keemasan bagi kekristenan. Agustinus mendapat pengaruh dari Plato. Filsafat Agustinus merupakan filsafat mengenai keadaan ikut ambil bagian, suatu bentuk Platonisme yang sangat khas. Menurut Agustinus berpikir dan mengasihi berhubungan secara selaras. Tuhan adalah ada sebagai ada , yang bersifat pribadi dan menciptakan seluruh jagad raya secara bebas. Sedangkan Thomas Aquinas mendapat pengaruh dari Aristoteles. Tapi tidak semata-mata merupakan pengulangan dari filsafat Aristoteles, tapi ia juga membuang hal-hal yang tidak pas dengan ajaran kristiani dan menambahkan hal yang baru, sehinngga filsafatnya melahirkan suatu aliran yang bercorak Thomisme.
            Selanjutnya, adalah aliran yang berkembang pada zaman Renaissans. Zaman Renaissans terkenal dengan era kelahiran kembali kebebasan manusia dalam berpikir. Pemikirnya adalah Nicolaus Cope darnicus yang mengemukakan teori Heliosentris, dimana matahari adalah pusat jagad raya. Kemudian, Francis Bacon yang terkenal dengan ungkapannya pengetahuan adalah kekuasaan, ia merupakan perintisfilsafat ilmu pengetahuan.
            Berikutnya, adalah aliran yang berkembang pada zaman modern, wacana filsafat yang menjadi topik utama adalah persoalan epistomologi, yaitu bagaimana manusia memperoleh pengetahuan dan pakah sarana yang digunakan untuk mencapai pengetahuan tersebut. Jika dari zaman yunani kuno samapai zaman Renaissans, aliran dalam filsafat mengikuti nama pencetusnya/tokohnya, sehingga tidak memiliki nama khusus. Pada zaman modern ini, aliran filsafat sangat berkembang sehingga memiliki istilah khusus, seperti aliran Rasionalisme, Empiririsme, Kritisisme, Idealisme, Positivisme dan Marxisme.
Yang pertama adalah Rasionalisme. Aliran ini berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang abadi dan dapat dipercaya adalah akal. Sedangkan pengalaman hanya dapat dipakai untuk mengukuhkan kebenaran pengetahuan yang telah diperoleh melalui akal. Metode yang diterapkan adalah metode deduktif yang sering digunakan pada ilmu pasti. Tokoh aliran ini adlah Rene Descartes, Spinoza dan Le Ibniz. Rene Dercastes memulai metodenya dengan meragu-ragukan segala macam pernyataan kecuali kegiatan meragukan itu sendiri. Segenap ilmu pengetahuan haruslah didasarkan atas kapastian-kepastian yang tidak dapat diragukan lagi kebenarannya. Metode seperti ini juga disebut sebagai metode apriori yang secara harafiah berarti berdasarkan hal-hal yang adanya mendahului.
Aliran selanjutnya adalah aliran Empirisme yang bertolak belakang dengan aliran Rasionalisme, aliran ini berdasarkan atas  metode aposteriori atau hal-hal yang datang atau adanya kemudian. Menurut aliran ini sumber pengetahuan yang memadai adalah pengalaman. Sedangkan akal mnausia hanya berfungsi untuk mengatur dan mengolah bahan-bahan yang diperoleh melalui pengalaman. Aliran ini pertama kali dibawa oleh Francis Bacon yang memperkenalkan metode eksperimen dalam penyelidikan atau penelitian. Filosof yang lainnya adalah Thomas Hobbes yang meyakini bahwa pengenalan atau pengetahuan itu diperoleh dari pengalaman. Sedangkan John Locke lebih terdorong untuk mengemukakan asal mula gagasan manusia,kemudian menentukan fakta-fakta, menguji kepastian dan memeriksa batas-batas pengetahuan manusia. Selanjutnya David Hume juga menegaskan bahwa sumber satu-satunya untuk memperoleh pengetahuan adalah pengalaman, dengan sumber pengamatan, melaui pengamatan ini manusia memperoleh dua hal yaitu kesan-lah kesan dan pengertian-pengertian.
Aliran berikutnya adalah Kritisisme, Immanuel Kant berusaha untuk menjembatani pandangan-pandangan yang saling bertentangan, antara rasionalisme dan empirisisme. Aliran Kritisisme adalah sebuah teori pengetahuanyang berusaha untuk mempersatukan filsafat rasionalisme dan empirisisme dalam suatu hubungan yang seimbang dan  tidak terpisahkan. Kant mengemukakan bahwa pengetahuan itu seharusnya sintesis apriori, yaitu pengetahuan yang bersumber dari rasio dan empiri yang sekaligus bersifat a priori dan a posteriori. Akal dan pengalaman dibutuhkan secara bersamaan. Kant juga menyatakan bahwa pengetahuan selalu bersifat sintetis. Dengan filsafat kritisnya ia menjelaskan bahwa ada keadaan yang saling mempengaruhi antara subjek pengetahuan dan objek pengetahuan.
Aliran selanjutnya adalah aliran idealisme. Para pengikut aliran ini umumnya filsafatnya bersumber dari filsafat kritisme Kant. Tokohnya adalah Hegel, bagi Hegel pikiran adalah essensi dari alam dan alam adalah keseluruhan jiwa yang diobyektifkan. Oleh karena itu menurut Hegel, hukum-hukum pikiran merupakan hukum-hukum realitas. Keyakinan terhadap arti dan pemikiran dalam struktur dunia merupakan intuisi dasar yang menjadi asas idealisme.
Aliran berikutnya adalah Positivisme, tokohnya adalah Auguste Compte. Bagi Compte pengamatan tidak mungkin dilakukan tanpa melakukan penafsiran atas dsar sebuah teori dan pengamatan juga tidak mungkin dilakukan secara terisolasi, dalam arti harus dikaitkan dengan suatu teori. Filsafat ini juga merupakan hal penting dalam pencipta ilmu sosiologi.
Aliran selanjutnya adalah aliran Marxisme, tokohnya adalah Karl Marx. Filsafat ini merupakan perpaduan antara metode dialektika Hegel dan filsafat materialisme Feurbech. Pemikiran Marx menghubungkan ekonomi dengan filsafat.  Filsafat modern juga mengantarkan lahirnya revolusi industri di abad ke 18 dan Negara-negara  kebangsaan, serta ideologi-ideologi dunia seperti liberalism/ kapitalisme dan Socialisme/Komunisme.
Aliran yang terakhir adalah aliran Kontemporer yang berkembang pada abad ke 20 ini. Filsafat yang banyak dikemukakan adalah pemikiran tentang bahasa. Perkembangannya juga ditandai denagan banyaknya muncul aliran-aliran baru atau aliran-aliran yang merupakan kelanjutan aliran yang telah berkembang pada zaman modern, seperti neo-thomisme, neo-marxisme dan sebagainya.
Demikian, sebagian aliran-aliran filsafat yang berkembang sampai saat ini. Pemikiran-pemikiran para filsuf dalam berbagai alirannya ini, sedikit banyaknya telah mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan saat ini, termasuk teori-teori dalam pendidikan.